Pentingnya, wawancara kerja tidak jauh berbeda dengan kencan pertama Anda. Jika gagal menciptakan chemistry alias saling keterpautan, maka kencan bakal tidak berkanjut. Artinya, peluang kerja melayang. Dua orang memutuskan untuk nge-date setelah beberapa lama mereka bergaul merasakan adanya kesamaan, saling memahami atau tahu bidang apa yang menjadi ketertarikan dirinya masing-masing. Inilah kemudian yang melatarbelakangi mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama.
Ketika melakukan wawancara kerja, pewawancara punya kecederungan untuk mencari kesamaan antara diri mereka dengan yang diwawancarai. Perusahaan tidak akan sekadar memilih. Mereka tentu memilih para kandidat yang mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik, serta mampu bergaul dan beradaptasi dengan orang-orang di lingkungan kerjanya nanti. Sayang, wawancara biasanya tidak berlangsung lama. Para pencari kerja tidak punya kesempatan untuk menunjukkan secara penuh keahlian, pengalaman, atau siapa diri mereka sebenarnya. Karena itu, menurut Susan Britton Whitcomb, penulis buku Interview Magic, para pencari kerja harus mampu menciptakan chemistry dengan pewawancara.
“Selama wawancara, Anda akan dinilai dalam tiga dimensi, chemistry, kompetensi, dan kompensasi. Dimensi pertama, chemsitry, yang paling utama. Itu yang akan membuat Anda terhubung dengan misi perusahaan, orang-orang di dalamnya dan para konsumennya. Dan tentu saja, Anda ingin pewawancara terhubung dengan Anda,” sebut Susan. Dengan waktu sedikit, para pencari kerja tentu sulit menciptakan chemistry dengan sang pewawancara. Apalagi mereka umumnya adalah dua orang asing. Tak heran, banyak orang menilai wawancara adalah fase yang paling membuat stres dan pusing. Banyak para kerja kemudian fokus untuk tidak membuat kesalahan, bukannya berusaha menciptakan chemistry yang bagus. Untuk menciptkan chemistry yang kondusif selama wawancara, Susan memberikan beberapa tips singkat bagi para pencari kerja.
Mencoba berbagi kesamaan. Diskusikan atau bicarakan hal atau bidang yang passsion Anda, apakah itu soal produk baru atau hal lainnya. Anda juga bisa membicarakan soal hobi, keluarga, atau yang lainnya. Asalkan dalam takaran yang wajar.
Mendengarkan dengan baik. Anda harus berusaha untuk menjadi pendengar yang baik. Jangan terburu-buru untuk memotong pembicaraan. Simak dan perhatikan benar-benar, buka pikiran Anda, jangan terlalu mudah dan terburu-buru untuk memberikan penilaian atas pendapat yang disampaikan. Anda juga harus memperhatikan body language, bagaimana seseorang yang tengah menyimak dengan baik. Akan sulit untuk menciptakan chemsitry jika Anda tidak menyimak dengan baik.
Merespons dengan baik. Anda harus bisa memberikan respons dengan baik. Ingat, tujuan Anda adalah membuat keterkaitan dengan sang pewawancara. Respons yang baik itu bisa dilakukan dengan menawarkan persetujuan pada pewawancara, atau membawa semuanya pada win-win solution.
Perhatikan cara berbicara. Dalam wawancara, harus diperhatikan bagaimana cara menyampaikan sesuatu itu kadang kala jauh lebih penting daripada apa yang disampaikan. Tinggi, rendah, suara, gerak tubuh, sikap, motivasi dan pengetahuan akan menjadi kombinasi atas bagaimana cara kita menyampaikan sesuatu, juga atas apa yang kita sampaikan. Untuk meningkatkan atau menjaga hal ini, Anda harus menghargai, menghormati, dan menyimak kondisi sang pewawancara tanpa kesan Anda merendahkan diri sendiri.
Perhatikan kemampuan belajar pewawancara. Orang dilahirkan dengan kemampuan belajar yang berbeda. Ada yang dengan gambar atau visual, ada yang dengan verbal dan ada dengan yang lain. Pahami itu. Jika pewawancara adalah seorang yang visual atau gambar, tidak ada salahnya Anda menitikberatkan apa yang hendak Anda sampaikan dengan menggambar dan sebaliknya.
Perhatikan nilai-nilai pewawancara. Selain kemampuan belajar, nilai-nilai pewawancara dalam kerja juga berbeda-beda. Jika dia seorang theoris, dia akan menghargai pencapaian kita, seperti trainning, kemampuan, cara berpikir, visi, dan lain-lainnya. Jika pewawancara seorang catalis, dia akan menghargai harmonisasi hubungan kerja, menghargai lingkungan kerja yang ideal dan penuh makna. Jika pewawancara adalah seorang stabilizer, dia akan menghargai hal-hal yang faktual, juga atas berbagai respons yang kita buat. Mereka juga sangat menghargai detail. Adapun improvisator suka sekali atas hal-hal yang spontan dan cerdas, juga efektif dalam memcahkan sebuah persoalan.
Memang, tidak ada jaminan bahwa dengan menciptakan chemisrty yang baik saat wawancara pekerjaan itu akan jatuh ke tangan Anda. Namun, itu akan membuat Anda lebih diperhatikan dibandingkan kandidat yang lain. Kalaupun Anda tidak mendapatkan pekerjaan itu, pewawancara tidak akan ragu untuk merekomendasikan Anda ke orang lain. Atau anda akan tetap ada di benak mereka sehingga ketika ada kesempatan lain, Anda jadi orang pertama yang dicarinya.
(Oleh Helmi Firdaus/berbagai sumber, Karier, Koran Seputar Indonesia 10 Februari 2009)
Fave













0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan kasih komentar Anda disini !!!