Minggu, 05 Juli 2009

RAHASIA BISNIS YAHUDI


Yahudi, Pengendali Ekonomi
Siapa dalang dibalik sistem perekonomian global yang rapuh ? Beberapa kalangan menjawab dengan tesis bahwa kerapuhan ekonomi dunia akibat monopoli dan economic derivative. Sebagian kalangan lain merujuk pada lemahnya pengawasan meskipun konsep ekonomi global adalah kapitalisme. Namun, dibelakang itu sebetulnya ekonomi global sekarang ini dikuasai oleh segelintir kelompok yang memiliki akses dan kemampuan mengatur dan membolak-balikan keadaan ekonomi semudah membalik telapak tangan, salah satunya dikuasai oleh kalangan Yahudi.

Perlu ditegaskan bahwa Yahudi merupakan entitas yang merujuk pada salah satu kultur peradaban besar dunia, sebuah ras, dan agama langit. Israel kini perlu didudukan sebagai entitas bangsa, terlepas dari kedaulatannya menimbulkan kontroversi. Adapun yang berkembang terutama dalam persepsi publik adalah Yahudi yang disamaratakan dengan Zionisme. Padahal, itu tidak selalu benar. Zionisme merujuk pada gerakan politik dan ideologi yang dikembangkan oleh Theodor Herzl (1897), mantan wartawan yang ahli berdiplomasi. Zionisme salah satunya pada awalnya bertujuan untuk memiliki teritori setelah melewat fase-fase pengusiran dengan berusaha kembali memiliki kedaulatan wilayah, salah satunya sebagaimana yang terjadi di Palestina. Meskipun kini menjadi ideologi okupasi dan ekspansi bukan hanya teritori, hal ini juga mempengaruhi terhadap tata kehidupan dunia. Pemahaman yang campur aduk dan cenderung emosional serta sektarian sering mengaburkan kenyataan bahwa Yahudi ditempatkan dalam definisi melulu negatif, padahal justru Zionisme modern. Adapun Yahudi sebagai entitas ras dan peradaban sama seperti yang lain.

Sebagai contoh meksi Ahmadinejad menentang habis holocaust sebagai mitos Eropa, di Iran komunitas Yahudi ditempatkan terhormat sebagai ahli kitab yang dilindungi sebagai warga negara sejak dulu kala dan ditegaskan pasca-Revolusi Islam Imam Khomaeni. Kemampuan Yahudi menguasai dunia salah satunya ditentukan dengan kemampuannya dalam menguasai bisnis dunia sehingga berlaku ungkapan, menguasai bisnis dan perekonomian sama saja dengan menguasai dunia.

Fakta-fakta penguasaan bisnis ini didukung dengan kapitalisasi aset, jaringan, dan semua bentuk usaha. Tokoh-tokoh bersar seperti bankir keluarga Rothschild semula memulainya dari Mayer Amschel Rothschild (1743-1812) yang memiliki kemampuan pengelolaan keuangan sehingga menjadi salah satu bankir terbesar yang pernah ada. Kemampuan menciptakan imperium bisnis keluarga Rothschild hingga kini bukan hanya memonopoli perbankan dunia, tetapi juga bidang yang lain. Salah satunya adalah emas dunia dimana keluarga Rothschild menjadi salah satu pihak yang memiliki kemapuan mengontrol harga emas meski emas itu ditambang di Indonesia. Tidak salah jika keluarga Rothschild kini dikenal sebagai Raja Bisnis Yahudi (hal 139).

Tokoh Yahudi lain yang kini menjadi rujukan bisnis dunia adalah Bill Gates, Roman Abramovich, Rupert Murdoch, George Soros, hingga Walt Disney. Dari core bisnis tokoh-tokoh tersebut, kemampuan Yahudi menguasai bisnis dan perekonomian dunia menjadi wajar. Bagaimana tidak, dari mulai perbankan, peranti lunak dan teknologi informasi, olahraga dan energi, media, industri keuangan sampai hiburan nyaris dikuasai secara monopolis. Kesemua bidang tersebut akhirnya dipakai sebagai posisi tawar dan berdiplomasi sehingga secara teori, gabungan kekuatan tersebut sulit untuk dipatahkan.

Lantas apa yang membuat Yahudi seperti ini? Buku karangan Anton Ramdan berusaha memotret fakta tersebut. Penulis mengatakan, motivasi material dan nonmaterial menjadi roh Yahudi menguasai bisnis dunia (hal 43). Motivasi material berbentuk pada syahwat dominasi ekonomi. Sedangkan motivasi nonmaterial berwujud pada naluri penguasaan dunia. Karena itu pengarang mengatakan bahwa semua daya dan tipu daya dilakukan untuk mewujudkan kedua motivasi tersebut. Salah satunya bersinergi dengan kekuasaan dan politik global.

Hadar (2009) menjelaskan untuk memuluskan politik sinergis dengan kekuasaan, misalnya, bisa dilihat dalam kultur polotik modern Amerika Serikat. Yahudi di Amerika Serikat memiliki organisasi kuat, American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), yang memiliki hampir 60.000 staf. Kemampuan lobi AIPAC bukan hanya mampu menekan kebijakan Pemerintah AS, terutama dalam isu-isu Israel, bahkan mampu menentukan siapa Presiden AS. Tidak mengherankan jika kemudian George W Bush yang sangat membela Israel disebut sebagai “sahabat terbaik yang pernah dimiliki Israel di Gedung Putih” (Gehriger dalam Hadar, 2009).

……………(Herdis Herdiansyah, Manajer Riset Pusat Kajian Strategik dan Pertahanan (CSDS), Pascasarjana UI, pada Koran SINDO 9 Juli 2009)


0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar Anda disini !!!