Minggu, 03 Mei 2009

Mencermati Hegemoni Yahudi




Ada sebuah ulasan yang menarik untuk dicermati dan dipahami dari buku yang berjudul ‘Rahasia Bisnis Yahudi’ yang ditulis oleh Anton A. Ramdan, S.Si. terbitan Zahra, Jakarta.

Harus diakui, saat ini, di antara bangsa-bangsa di dunia, Yahudi memiliki kekuatan binis yang lebih unggul. Semua orang mengetahui kehebatan bisnis orang-orang Yahudi di setiap negara yang mereka tempati. Mereka selalu bisa beradaptasi untuk menjalankan bisnisnya. Seiring bisnis yang mereka jalani lebih hebat dibanding bisnis yang dilakukan oleh orang-orang asli atau pribumi.

Penulis buku ini, Anton A. Ramdan, mengatakan bahwa bangsa Yahudi memiliki hegemoni yang sangat kuat, bahkan bisa dibilang merajai bisnis seluruh dunia. Apalagi pasca Perang Duna II, sepak terjang para pebisnis Yahudi terlihat semakin menjadi-jadi. Perusahaan demi perusahaan meraka bangun hingga akhirnya menjadi kerajaan bisnis yang luas hingga setiap negara di dunia. Berbagai bidang bisnis pun meraka kuasai, dari bisnis retail, barang tambang, industri, perbankan hingga teknologi mutakhir.

Di setiap bidang bisnis, selalu orang Yahudi yang berjaya. Dan tidak hanya lahan bisnis, para pebisnis Yahudi juga mengendalikan berbagai institusi pendukung bisnis, seperti IMF dan World Bank. Lebih nekat lagi, mereka pun berani mempengaruhi institusi politik apa pun taruhannya asalkan bisa mendukung kemajuan bisnis meraka. Contohnya Amerika Serikat. Melalui negera ini, para pebisnis Yahudi mampu mempengaruhi institusi politik berkelas internasional lainnya, seperti IMF dan World Bank.

Kaum Yahudi dapat melakukan itu semua karena mereka memiliki satu sistem bisnis dan ikatan kebangsaan yang lebih kuat dari bangsa mana pun. Mereka memiliki suatu sistem bisnis buatan sendiri yang kemudia disebarkan ke seluruh negara di dunia, dengan harapan bangsa-bangsa lain tunduk di bawah sistem tersebut.

Secara nalar, jika bangsa Yahudi merupakan pembuat sistem bisnis yang kini berlaku di seluruh dunia, maka pastinya merakalah yang paling jago menjalankan sistem ini. Contohnya sistem perbankan dengan riba (bunga). Sistem riba merupakan sistem bisnis terkuat yang dimiliki oleh tangan-tangan bisnis bangsa Yahudi. Sistem ini diperkuat dengan adanya ikatan kuat diantara mereka, yang tidak lain adalah ikatan berdasarkan ras atau etnis yang terjalin sejak dahulu kala ketika peradaban mereka terbentuk.

Ketika Nabi Muhammad diutus oleh Tuhan ke tanah Arab, di sana sudah hidup dan menetap orang-orang Yahudi. Kehidupan bisnis di Madinah dikuasai oleh bangsa Yahudi. Komoditas-komoditas penting mereka kuasai. Mereka juga memberi dana pinjaman dengan riba kepada kabilah-kabilah Arab yang sedang berperang dan tentu juga dengan jaminan. Biasanya, dana tersebut digunakan untuk membiayai semua keperluan peperangan. Hal ini sangat merugikan kabilah-kabilah Arab yang sedang berperang. Sebab, mereka harus mengembalikan dana yang dipinjamkan oleh kaum Yahudi tersebut. Dengan demikian, tidak mengherankan bila kondisi sosial dan ekonomi bangsa Arab ketika itu sangat memprihatinkanbakibat praktik riba yang dijalankan oleh orang Yahudi. Keadaan ini sangat menguntungkan kaum Yahudi, karena dengan itu mereka dapat mengendalikan bisnis dan perpolitikan di Madinah.

Tampaknya, kedigdayaan Yahudi semakin menjadi-jadi pada abad ke-19 hingga saat ini. Motivasi meraka tidak saja meraup materi, tetapi juga nonmateri. Di saru sisi, mereka berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan uang. Di sisi lain, mereka berjuang untuk menguatkan fanatisme ras. Kedua motivasi tersebut saling melengkapi dan saling mendukung. Motivasi seperti inilah yang membentuk kekuatan mereka sehingga mampu mendirikan sebuah imperium bisnis di mana-mana.

Kelompok mayoritas dari orang-orang Yahudi yang bermotivasi ganda ini kemudian dikenal dengan nama zionis. Kelompok zionis ini memiliki banyak sumber daya manusia (SDM) berkelas internasional. Tidak hanya pebisnis, tetapi juga para politikus, dokter, ekonom, penulis, jurnalis, teknokrat, dan beragam profesi lainnya. Para tokoh berpaham zionisme inilah yang berusaha dengan segala cara untuk menggenggam dunia dan memainkannya sesuka hati mereka.

Etinis Yahudi hidup menyebar di berbagai penjuru dunia. Mereka hidup dan tinggal di berbagai negara di semua benua: Amerika, Eropa. Australia, Afrika, dan Asia. Penyebaran orang-orang Yahudi di berbagai wilayah dunia turut membawa penyebaran bisnis mereka ke berbagai negara yang mereka tempati.

Dengan jaringan bisnis waralaba (franchise) dan Multi Level Marketing (MLM), Yahudi telah melebarkan sayap bisnisnya ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Perusahaan-perusahaan milik orang Yahudi antara lain General Electric, Carrefour, Nestle, Caltex, Exxon, Coca-Cola Company, dan McDonalds. Tidak lupa pula dengan perusahaan telepon genggam terlaris, Nokia, yang didirikan oleh keturunan Yahudi, Frederick Idestam.

Hampir di semua aspek Yahudi menguasainya. Dalam media massa, Yahudi telah menguasai American Broadcasting Companies (ABC), Columbia Broadcasting System (CBS), National Broadcasting Companiy (NBC), The New York Times, The Wall Street Journal, dan The Washington Post. Dunia hiburan nomor satu sejagat bernama Hollywood juga dikuasai oleh mereka. Sebut saja produser san sutradara film seperti Steven Spielberg, Wiliam Selig, Jesse Lasky, Samuel Goldwyn, dan Adolph Zukor. Di dalam bisnis penerbitan, Yahudi juga menunjukkan dominasinya, seperti Random House, Simon&Schuster, dan Time Book,inc. Ketiga penerbit ini mempunyai jaringan yang luas dan kuat. Dengan penguasaan media, Yahudi dapat mengengalikan opini publik di media cetak maupun elektronik.

Penulis buku ini mengingatkan bahwa ada satu hal yang mesti dipahami oleh pembaca bahwa Zionisme mempunyai tim yang ditugaskan untuk melakukan lobi ke lingkaran elite negara. Tim ini bertujuan agar semua rencana bisnis zionis dapat berjalan lancar. Di Amerika Serikat, kaum zionis memiliki tim lobi khusus yang dikenal dengan sebutan AIPAC (American Israel Public Affairs Committee). AIPAC sangat berpengaruh terhadap pengambilan kebijakan di kongres Amerika. Tidak hanya itu, mereka pun mengendalikan PBB, IMF, dan World Bank. Mereka memainkan pasar modal dan uang, misalnya, apayang dilakukan oleh George Soros, seorang Yahudi, dalam meluluhlantakkan perekonomian Asia dengan berspekulasi di pasa mata uang. (M Iqbal Dawami, Staf Pengajar STIS Magelang, SINDO 3 Mei 2009)

Tragis bukan ! pantas saja dulu Adolf Hitler dengan tentara NAZI mati-matian mencari orang-orang Yahudi untuk dibunuh dan diusir dari Jerman.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan kasih komentar Anda disini !!!